BERITA TERBARU
Recent Articles

KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN DEGRADASI FISIK HABITAT UTAMA

Pendekatan pertumbuhan yang menjadi pilihan dalam kebijakan pembangunan di Indonesia telah melahirkan sejumlah permasalahan, termasuk ancaman bagi eksistensi sumberdaya alam sebagai akibat pola pengelolaan eksploitatif yang tidak terkendali.

Di lain pihak, kita memiliki kepentingan untuk melestarikan sumberdaya alam tersebut untuk menjamin terlaksananya sustainable development bagi bangsa ini. Hal yang sama terjadi pada pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut. Intensitas pemanfaatan wilayah pesisir dan laut untuk kegiatan perikanan, pertambangan, industri, pemukiman dan transportasi telah menimbulkan berbagai persoalan, antara lain menurunnya kualitas lingkungan biogeofisik serta berbagai masalah sosial dan kelembagaan yang hingga saat ini belum mampu diatasi secara menyeluruh.

Pembangunan wilayah pesisir dan lautan menunjukkan hasil yang kurang optimal dan cenderung menuju kearah yang tidak berkelanjutan. Di beberapa kawasan pesisir dan lautan yang padat penduduk dan intensitas pembangunan tinggi, berbagai gejala kerusakan lingkungan,termasuk pencemaran, abarasi,pantai, degradasi fisik habitat utama pesisir seperti mangrove, terumbu karang, padang lamun, estuary telah mencapai suatu tingkat yang mengancam kapasitas keberlanjutan ekosistem pesisir dan lautan. Sehubungan dengan sifat alamiah dari wilayah pesisir dan lautan, untuk membangun wilayah ini secara optimal dan berkelanjutan bagi kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya haruslah ditempuh dengan pendekatan pengelolaan secara terpadu.

Tantangan paling mendasar bagi bangsa Indonesia adalah bagaimana mempertahankan ataupun meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan tanpa merusak daya dukung lingkungan alamnya. Oleh karena itu, setiap sektor pembangunan diharapkan dapat meningkatkan efesiensi dan daya saingnya dan mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan baru. Wilayah pesisir dan lautan beserta sumber daya yang terkandung di dalamnya merupakan tumpuan harapan Bangsa Indonesia dimasa depan. Hal ini disebabkan wilayah pesisir dan laut sekitar 63% dari luas wilayah territorial Indonesia. Di dalamnya terkandung kekayaan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya dan beragam, seperti perikanan, terumbu karang, terumbu karang, hutan mangrove, minyak dan gas, bahan tambang dan mineral, dan daerah pariwisata.

Untuk itu langkah antisipatif dengan mencari alternatif pendekatan/paradigma yang dapat mempertemukan berbagai tuntutan kepentingan pemanfaatan yang diperhadapkan dengan kepentingan konservasi sumberdaya untuk pembangunan yang berkelanjutan mutlak diperlukan.
Pembangunan sumberdaya kelautan pada saat ini layak untuk menjadi andalan bagi bangsa Indonesia dalam melakukan pemulihan ekonomi akibat krisis multi-dimensi yang masih terus mendera kehidupan berkebangsaan kita. Pada saat yang sama perlu diperhatikan prospek keberlangsungan sumberdaya ini agar dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan hingga ke generasi mendatang. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan dan paradigma dengan pemihakan yang jelas terhadap keberlanjutan sumberdaya untuk menjadi arah penyusunan model-model pemanfaatan sumberdaya yang sekaligus memperhatikan aspek preventif pengendalian kerusakan lingkungan demi keberlanjutan potensi sumberdaya tersebut.

Dari sudut pandang pembangunan berkelanjutan pengelolaan sumber daya pesisir dan kelautan di Indonesia dihadapkan pada kondisi yang bersifat mendua, atau berada di persimpangan jalan yaitu ada beberapa kawasan yang telah dimanfaatkan dengan intensif sehingga indikasi telah terlampauinya daya dukung atau kapasitas berkelanjutan dari ekosistem pesisir dan kelautan seperti pencemaran,overfishing, degradasi fisik habitat pesisir, dan abrasi pantai telah muncul pada kawasan-kawasan pesisir yang dimaksud. Fenomena ini telah dan masih berlangsung terutama pada kawasan pesisir yang padat penduduknya serta tinggi tingkat pembangunannya. Dilain pihak masih banyak kawasan pesisir dan lautan Indonesia yang tingkat pemanfaatannya belum optimal, atau bahkan belum terjamah sama sekali. Kondisi seperti ini pada umumnya dapat dijumpai di luar Jawa dan Bali terutama di Kawasan Timur Indonesia.

Jika dilihat dari asal kejadiannya, jenis kerusakan lingkungan tersebut ada yang berasal dari luar system wilayah pesisir dan ada yang berlangsung di dalam wilayah pesisir itu sendiri. Pencemaran dapat berasal dari limbah yang dibuang oleh berbagai kegiatan pembangunan yang terdapat dalam wilayah pesisir, dan juga berupa kiriman dari berbagai kegiatan pembangunan di daerah lahan atas. Sedimentasi atau pelumpuran yang terjadi di perairan sebagian besar berasal dari bahan sedimen di lahan atas.Sementara itu kerusakan lingkungan berupa degradasi fisik habitat pesisir eksploitasi lebih sumber daya alam,abrasi pantai,konversi kawasan lindung,dan bencana alam hamper semua terjadi di wilayah pesisir.

Secara garis besar gejala kerusakan lingkungan yang mengancam kelestarian sumberdaya pesisir dan lautan Indonesia meliputi : (1).Pencemaran (2).degradasi fisik habitat (3). Over-eksploitasi sumber daya alam (4).abrasi pantai (5) konversi kawasan lindung menjadi peruntukan pembangunan (6) bencana alam.

Masalah yang biasa terjadi dalam pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut berkaitan erat dengan perilaku masyarakat pengguna sumberdaya pesisir dan laut tersebut. Perlakuan terhadap sumber daya ini hamper selalu dilandasi oleh kerangka pikir open acces. Lebih lanjut, karena dalam kerangka piker open access tidak memiliki arti kepemilikan sama sekali, pemanfaatan sumber daya alam pesisir cenderung untuk menjadi berlebihan. Kerangka piker open acces ini menyebabkan tidak seimbangnya laju pemanfaatan dan laju pemulihan sumber daya tersebut. Dengan demikian dalam konteks pengelolaan sumber daya pesisir yang berkelanjutan diperluakan suatu upaya terpadu yang mempertimbangkan pengagihan sumber daya bagi tabungan di masa datang.

Dalam konteks pengelolaan sumber daya alam, konservasi berarti menghemat sumber daya alam tersebut hingga ketersediaannya selalu terjaga. Karena sifat wilayah pesisir dan laut yang memiliki lebih dari satu pengguna(multi-user ), suatu kegiatan pemanfaatan di suatu kawasan dalam wilayah pesisir dapat mempengaruhi kegiatan pemanfataan yang lain. Pemanfaatan berlebihan dan turunnya produktivitas dalam suatu kegiatan pemanfaatan dapat memicu konflik pengguna yang ada di wilayah pesisir dan laut.. Dengan demikian, konservasi sumber daya alam pesisir dan laut amat diperlukan untuk menjaga dan memastikan bahwa sumber daya terjaga ketersediannya sehingga dapat digunakan secara berkelanjutan.

Share and Enjoy:

0 komentar for this post

Leave a reply

We will keep You Updated...
Sign up to receive breaking news
as well as receive other site updates!
Subscribe via RSS Feed subscribe to feeds
Sponsors
Template By SpicyTrickS.com125project.com125project.com
Template By SpicyTrickS.com125project.com125project.com
Popular Posts
Recent Stories
Connect with Facebook
Sponsors
Search
Archives
Categories
Recent Comments
Tag Cloud